pemkomedan.bpbd@gmail.com 061-7882200

Profil :

Grafik Data Bencana Kota Medan 2020


 

KEJADIAN BENCANA, ANCAMAN BENCANA

DAN DATA BENCANA DI KOTA MEDAN

 

1.1   Kejadian Bencana Di Kota Medan

  1. 1.   Bencana Banjir Bandang

Kota Medan dilalui oleh 3 (tiga) sungai besar yaitu Sungai Belawan, Sungai Deli, dan sungai Denai, yang tersebar di wilayah Kota Medan. Hulu sungai Belawan berasal dari Kabupaten Karo sedangkan untuk Sungai Deli dan Sungai Denai, dan Sungai Denai berada di Kabupaten Deli Serdang.

Ratusan rumah di pinggiran Sungai Babura, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara, 1 April 2011 terendam banjir hingga setinggi lebih 2 meter. Banjir yang melanda permukiman warga di Kelurahan Mangga, Perumnas Simalingkar, Medan tuntungan ini, terjadi akibat air kiriman dari hulu Sungai Belawan di kawasan Sibolangit Deli Serdang.

Sungai Babura merupakan salah satu anak sungai Deli tidak bisa menampung debit air yang tinggi, akibat hujan mengguyur wilayah Medan dan Deli Serdang. Banjir yang merendam ratusan rumah, membuat warga terpaksa mengungsi ketempat yang lebih tinggi.

  1. 2.   Bencana Banjir Rob

Banjir akibat air laut pasang (rob), terdapat di Kecamatan Medan Belawan, Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan sering terjadi tergenang air dengan ketinggian air mencapai 80 sampai 120 cm yang terjadi pada bulan mei 2012.

  1. 3.   Bencana Gempa Bumi

Ditinjau dari kondisi geologi Kota Medan dan sekitarnya, potensi bahaya gempa bumi akibat aktivitas vulkanik dan gempa tektonik. Terdapat 2 (dua) gunung api yang berpotensi menyebabkan gempa bumi, yaitu gunung Api Sibayak dan gunung  Api Sinabung yang terdapat di bagian Selatan Kota Medan, yang secara administrasi termasuk di Kab. Karo. Namun tingkat bahaya yang akan dampak dari kedua aktivitas tersebut tergolong sangat rendah. Hal ini dikarenakan Gunung Api Sibayak tergolong tipe C dan gunung Api Sinabung tipe B. Gunung Api tipe C, artinya gunung api tidak pernah (tercatat) meletus sejak tahun 1600 sampai sekarang, tidak ada lubang letusan ditubuh/puncaknya, tetapi ada kenampakan aktivitas panas bumi ( solfatara / fumarola).

Sedangkan gunung api tipe B artinya gunung api tidak pernah ( tercatat) meletus sejak tahun 1600 sampai sekarang, tetapi lubang letusan (kawah tidak aktif) di tubuh / puncaknya. Berdasarkan hal tersebut, maka tingkat bahaya gempa bumi vulkanik di Kota Medan tergolong rendah bahkan sangat rendah.

Wilayah Kota Medan ditinjau dari kondisi geologisnya tidak terdapat sumber maupun jalur atau zona utama gempa, dimana sumber-sumber gempa terjadi di luar Kota Medan. Namun demikian bila terjadi gempa bumi yang bersumber dari luar wilayah Medan, goncangannya dapat dirasakan.

Dalam kurun waktu 30 tahun atau dari tahun 1979-2008, BMG Wilayah Medan mencatat adanya 34 kejadian gempa yang goncangannya dapat dirasakan di Kota Medan. Keseluruhan kejadian gempa tersebut sumber daya atau pusat gempanya dari luar wilayah & tergolong gempa bumi dangkal (kedalaman < 50 Km). Dari kejadian-kejadian gempa tersebut, dengan mengacu pada skala MMI, tingkat goncangan gempa di Kota Medan secara umum tegolong dalam skala I-II MMI. Atau bila ditinjau dari tingkat goncangan menurut klasifikasi Rossi-Farel tergolong dalam tingkat goncangan mikroseismik – goncangan paling tinggi yang pernah terjadi adalah IV-V skala MMi atau tergolong goncangan lemah-kuat, dan itupun hanya terjadi ketika gempa bumi berkekuatan besar (> 8 SR), yaitu saat kejadian gempa di Aceh pada Desember 2004 dan Nias pada Maret 2005.

Gempa bumi berkekuatan besar (>8), yaitu saat kejadian gempa di Aceh pada Desember 2004 dan Nias pada Maret 2005.

Melihat tingkat goncangan gempa yang secara umum tergolong rendah, maka daerah-daerah di Kota Medan dapat digolongkan daerah yang tidak rawan terhadap bencana gempa bumi. Namun tetap perlu diwaspadai akan potensi bencana akibat goncangan gempanya, terutama didaerah atau lokasi yang memiliki tingkat kerapatan bangunan yang tinggi, terutama pada bangunan yang berkualitas rendah atau dengan jenis bangunan yang bertingkat.

  1. 4.   Bencana Kebakaran

Kejadian kebakaran di Kota Medan berdasarkan data dari Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (P2K) dari tahun 1999 hingga 2020 menunjukkan banyaknya kebakaran tunggal, yang tentunya disebabkan oleh kelalaian personal. Sedangkan kejadian kebakaran massal pada umumnya terjadi karena kedekatan jarak antara satu bangunan dan bangunan lainnya. 

1.2   Ancaman Bencana Di Kota Medan

  1. 1.   Bencana Banjir Bandang

Banjir bandang di Kota Medan merupakan kiriman air sungai dari daerah hulu atau Kota Brastagi yang melewati 12 Kecamatan dan 27 Keluruhan di Kota Medan, dan juga angin kencang yang diikuti angin puting beliung. Akibat yang ditimbulkan oleh banjir bandang ialah Melumpuhkan sektor ekonomi, merusak peralatan elektronik dan mempengaruhi kinerja masyarakat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan bertugas mempersiapkan dapur umum, pengobatan dan posko. 

  1. 2.   Bencana Banjir Rob

Banjir Rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda di Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan.

Akibat yang ditimbulkan banjir rob ialah lumpuhnya perekonomian disekitar bencana, merusak peralatan rumah tangga dan kesehatan masyarakat.

  1. 3.   Bencana Kebakaran

Bencana Kebakaran sering terjadi di perkotaan disebabkan kurangnya kewaspadaan pemilik atau pengguna bangunan akan keselamatan bangunan.


Lokasi Peta

logo-medan Pemerintah Kota Medan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan

Memberikan Pelayanan Yang Terbaik Bagi Masyarakat, Agar Terwujudnya Kota Medan Yang Berkah, Maju dan Kondusif

Hubungi Kami
  • Phone :
    061-7882200
  • Email :
    pemkomedan.bpbd@gmail.com
Lokasi Kami

Alamat : JL. RAHMAD NO.1 KOMPLEK PIK MENTENG, MEDAN DENAI, KOTA MEDAN

Follow us